Marking code adalah kode atau tanda yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menandai barang impor. Setiap barang yang akan diimpor harus memiliki marking code yang jelas dan akurat. Berikut adalah pengertian dan fungsi marking code dalam impor cargo:
Identifikasi barang
Marking code digunakan untuk mengidentifikasi barang secara jelas dan akurat. Setiap jenis barang harus memiliki kode yang berbeda, sehingga mudah untuk mengenali dan membedakan barang yang satu dengan yang lain.
Memudahkan pemeriksaan
Marking code yang jelas dan akurat memudahkan pihak bea cukai dalam melakukan pemeriksaan terhadap barang impor. Pihak bea cukai dapat dengan mudah mengetahui jenis barang yang akan diimpor, sehingga dapat memeriksa barang dengan lebih efisien.
Meminimalkan kesalahan
Dengan adanya marking code yang jelas dan akurat, dapat meminimalkan kesalahan dalam pengiriman barang impor. Pihak pengirim dapat memastikan bahwa barang yang dikirimkan sesuai dengan marking code yang telah ditentukan, sehingga barang yang diterima di pihak penerima tidak salah atau tidak sesuai dengan yang dipesan.
Memudahkan pelacakan
Marking code juga memudahkan pelacakan barang impor. Setiap barang memiliki kode yang unik dan dapat dilacak dari asal barang hingga sampai di tujuan. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan keandalan dalam pengiriman barang.
Menghindari sengketa
Dengan adanya marking code yang jelas dan akurat, dapat menghindari terjadinya sengketa antara pihak pengirim dan penerima. Pihak pengirim dapat memastikan bahwa barang yang dikirimkan sesuai dengan marking code yang telah ditentukan, sehingga pihak penerima tidak dapat mengeluh tentang ketidaksesuaian barang yang diterima.
Berikut adalah beberapa contoh marking code yang sering digunakan dalam impor cargo:
Kode produk (Product Code) – Kode yang menunjukkan jenis produk yang diimpor.
Contoh: PC-LP12 (untuk produk komputer PC dengan spesifikasi LP12)
Kode negara asal (Country of Origin Code) – Kode yang menunjukkan negara asal produk.
Contoh: IDN (untuk produk yang berasal dari Indonesia)
Kode berat dan dimensi (Weight and Dimension Code) – Kode yang menunjukkan berat dan dimensi produk.
Contoh: 25KG-60x40x30cm (untuk produk dengan berat 25 kg dan dimensi 60 cm x 40 cm x 30 cm)
Kode nomor seri (Serial Number Code) – Kode yang menunjukkan nomor seri produk.
Contoh: SN123456 (untuk produk dengan nomor seri 123456)
Kode penerima (Consignee Code) – Kode yang menunjukkan penerima barang.
Contoh: CNG-001 (untuk penerima barang dengan kode CNG-001)
Setiap perusahaan atau negara dapat memiliki aturan marking code yang berbeda-beda tergantung pada jenis barang impor dan regulasi yang berlaku. Penting untuk memastikan bahwa marking code yang digunakan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk menghindari masalah dalam proses impor.